Rabu, 14 November 2012
Minggu, 11 November 2012
Malu Bertemu Orang Baru
Rasa
malu sangat berkaitan dengan kepercayaan diri. Bagaimana mengatasi agar sang
buah hati tidak malu-malu ya?
Ketika ada tamu datang, Dita hanya mengintip dari
balik tirai. Saat Mama menyuruhnya untuk keluar dan berkenalan, Dita
menggeleng. Namun ketika si tamu sudah pulang, meluncurlah beragam pertanyaan
keluar dari mulut mungilnya. ”Tante tadi namanya siapa, Ma? Cantik ya, Ma?
Rumahnya dimana, Ma? Kok bawa tasnya besar, Ma?
Perasaan malu sebenarnya muncul sebagai gambaran
anak sudah mulai mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya. Istilah
psikologinya self-understanding atau pemahaman mengenai diri sendiri.
Biasanya hal ini dimulai pada usia sekitar satu setengah tahun. Misalnya, anak
sudah tahu rambutnya keriting atau lurus, tubuhnya kurus atau gemuk. Nah
memasuki usia tiga tahun, seiring dengan perkembangan cara berpikirnya, anak
pun sadar jika orang lain dapat menilai dirinya dengan cara tertentu.
Sebagai langkah awal untuk melatihnya berani
tampil adalah dengan menciptakan kondisi agar anak sering bertemu orang lain.
Perkenalkan sosialisasi sejak dini. Bagi orangtua yang sibuk bekerja,
manfaatkan hari libur untuk merangsang sosialisasi si kecil. Saat pergi
kondangan misalnya, ajak anak ikut serta. Di sana ia akan melihat dan bertemu
banyak orang, ia jadi kenal keramaian. Ingatkan juga agar pengasuh jangan
mengeram anak di rumah seharian. Sekali-kali ajak anak bertandang ke
tempat-tempat umum seperti taman yang letaknya tak jauh dari rumah, atau
menemaninya bermain-main dengan anak tetangga.
Memberi kebebasan kepada anak mengambil keputusan
juga dapat membentuk jati dirinya. Sejak usia tiga tahun kepercayaan dirinya sedang
tumbuh sehingga ia merasa dapat melakukan semua sendiri. Saat itu, mulailah
egonya muncul. Ia tahu apa yang bisa dilakukan dan yang tidak, hingga akhirnya
ia dapat membentuk suatu konsep diri yang utuh. Bila anak merasa dapat
melakukan banyak hal, konsep dirinya akan positif. Sebaliknya, kalau ia sering
diserang dengan berbagai hal negatif maka anak akan susah untuk percaya diri.
Si kecil yang selalu malu bicara dengan orang
lain, bisa jadi karena ia sering mendengar kata-kata seperti, “Adek jangan begitu
sama Oom dan Tante, nggak baik itu. Itu nggak sopan.” Atau, tanggapan seperti,
“Adek nyanyinya jangan teriak-teriak begitu, terlalu kenceng, berisik!”
Hati-hati, ini juga bisa membuat anak malu bila harus melantunkan suara. Nah,
jadi, orangtua juga perlu memperhatikan ucapannya buat si kecil ya..
Trauma Pada Anak
Anak
biang masalah? Jangan terburu-buru menyudutkan sebagai anak tak berguna. Ayah
dan Ibu lebih baik melakukan koreksi diri karena siapa tahu akar masalah
berasal dari anda.
Anak tidak dilahirkan untuk jadi “biang kerok”
karena lingkungan-lah yang membentuk pribadi seperti itu.Situasi emosi anak
semasa kecil sangat berkiblat dari sikap ayah dan ibu. Anak yang hidup di
tengah orangtua yang tidak harmonis, hampir sebagian besar, tumbuh menjadi anak
bandel. Walhasil anak akan mencari berbagai cara untuk keluar dari ketidakharmonisan
di dalam rumah.
Bila Ayah dan Ibu cepat sadar kalau anak jadi
bandel karena situasi rumah, jangan putus asa untuk merangkul anak lagi. Ajak
anak bicara dari hati ke hati. Berilah penjelasan bahwa Ayah dan Ibu kerap
bertengkar bukan berarti keluarga akan berpisah, tetapi lebih kepada untuk
menyamakan pendapat. Di luar menghadapi masalah itu, segeralah perbaiki
komunikasi antara ayah dan ibu sehingga kuantitas pertengkaran bisa dikurangi.
Masalah menjadi rumit di saat anak semakin tak
bisa dikendalikan sementara orangtua bukan berdamai malah semakin sering ribut.
Anak akhirnya dikhawatirkan jadi trauma. Dia bingung memilih antara yang sikap
benar atau salah. Apalagi jika Ayah maupun Ibu saling menyalahkan atas
kenakalan anak. Secara psikologis, anak akan makin tertekan. Kalau sudah
begitu perlu bantuan psikolog untuk menolong anak keluar dari traumanya.
*Source: Morinaga Platinum
Mendorong Balita Belajar Warna, Ukuran Dan Bentuk
Bunda, sudahkah bunda mendorong balita anda untuk
belajar warna, ukuran dan bentuk? Ini merupaka persiapan penting sebelum
anak anda memasuki lingkungan sekolah, sebab bukan hanya kesiapan mental si
kecil yang diperlukan ketika memasuki lingkungan baru, namun kesiapan
kognitifnya juga perlu dibekali.
Belajar Warna, Ukuran Dan Bentuk Pada Usia 4 Tahun
Memasuki usia 4 tahun, perkenalkan si kecil
dengan kegiatan belajar warna, ukuran dan bentuk sebagai tahap awal sebelum dia
benar-benar memasuki lingkungan sekolah. Persiapan pra sekolah akan membuat
balita cepat menangkap hal-hal yang baru diajarkan dan membuatnya lebih unggul.
Perlu diingat bahwa pada masa balita, perkenalan warna dimulai dengan
mengenalkan warna-warna primer seperti merah, kuning, hijau, hitam dan putih.
Sedangkan untuk bentuk dimulai dari yang paling sederhana yaitu bulat, persegi,
dan segitiga.
Pada usia ini, balita telah mengalami fase
perkembangan kognitif yang memadai. Hal itu memungkinkan balita menyerap hal –
hal baru disekitarnya termasuk belajar warna, ukuran dan bentuk dengan
dengan cepat. Oleh karena itu manfaatkan sebaik mungkin dengan
mengajarinya berbagai hal baru sesuai kapasitasnya. Mengajarkan balita tentang
hal-hal baru yang penting bagi akademik mereka tidak bisa dilakukan
sembarangan. Ada beberapa karakter yang harus diperhatikan agar proses belajar
terjadi dengan efektif dan tepat sasaran.
Beberapa karakter balita yang harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan metode yang digunakan pada proses belajar warna, ukuran
dan bentuk adalah:
- Lincah. Anak pada usia balita sangat lincah dan menikmati proses bermain. Mereka tidak akan pernah diam dan selalu bergerak aktif kesana kemari mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi bunda mengajak mereka belajar warna, ukuran dan bentuk sambil beraktifitas.
- Mudah Bosan. Balita akan rewel jika dia tidak nyaman dengan keadaan sekita, begitu pula jika dia bosan. Ciptakan suasana belajar se-menyenangkan mungkin agar dia menikmati proses tersebut. Atur jangka waktu belajar warna, ukuran dan bentuk yang tidak terlalu lama agar balita tidak bosan.
- Sangat Aktif. Persiapkan diri bunda untuk menjawab pertanyaan balita. Balita aktif cenderung akan banyak bertanya tentang suatu hal yang ia kerjakan. Berikan jawaban kepada setiap pertanyaannya. Usahakan menggunakan contoh agar dia lebih paham.
- Bersifat Praktikal. Belajar warna, ukuran dan bentuk tidak hanya bisa dilakukan dengan membaca buku dan menghafal. Ciptakan beberapa aktifitas yang dapat menjadi sarana bermain sekaligus belajar bagi balita.
Tips Mengajarkan Warna, Ukuran Dan Bentuk Pada Balita
Setelah memperhatikan karakter-karakter di atas,
bunda dapat memulai proses belajar warna, ukuran dan bentuk melalui beberapa
aktifitas di bawah ini:
- Memilih Baju. Libatkan si kecil dalam memilih bajunya setiap hari. Pilih baju si kecil dengan menyebutkan warna padanya. Dengan begitu balita secara tidak langsung akan menyerap dan mengingat jenis-jenis warna dengan sendirinya.
- Mengelompokkan Mainan. Belajar warna, ukuran dan bentuk juga dapat dilakukan dengan mengelompokkan mainannya. Ajak dia membereskan mainannya dengan membantunya mengelompokkan mainan itu pada kategori warna yang sama, bentuk yang sama atau ukuran yang tidak jauh berbeda.
- Mewarnai. Selain dapat belajar warna, ukuran dan bentuk, mewarnai dapat melatih sisi kreatif pada anak.
Daftar Obat Anak Yang Harus Disiapkan Di Rumah
Persiapkan obat-obatan yang menunjang di rumah
jadi jika anak mendadak sakit dan membutuhkan penanganan secepatnya,
persediaan obat berikut sangat membantu terutama untuk mengurangi rasa sakit
dan tidak nyaman pada anak.
- Obat penurun demam sediakan obat yang cocok untuk anak cek jika suhunya diatas 37,5° itu pertanda demam. perbanyak minum air terlebih dahulu sebelum memberikan obat penurun demam, bila tetap demam berikan obat 4 jam sekali dengan dosis sesuai usia anak.
- Gel pembersih tangan
- Obat penghilang rasa sakit Parasetamol atau ibu profen yang terbaik untuk demam ringan dan menghilangkan sakit serta nyeri seperti sakit gigi, sakit kepala. Ingat penggunaannya jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
- Obat Flu dan Pilek ada baiknya menyimpan beberapa jenis obat flu dan pilek baik yang tablet kunyah atau berbentuk sirup. Beberapa obat flu bisa membantu meringankan sakit sendi, sakit kepala, batuk dan hidung tersumbat tanpa meminum obat yang terpisah untuk setiap penyakit.
- Obat alergi – anthihistamin cair bekerja untuk menekan histamin yaitu zat kimia yang dilepaskan selama reaksi alergi.
- Obat Ruam merupakan krim antihistamin yang membantu mengatasi gatal dan ruam kulit, sediakan juga Krim ruam popok jika ada bayi dirumah.
- Oralit Saran terbaik untuk sakit perut adalah membiarkan infeksi nya keluar dan senbagai gantinya minum banyak air terutama cairan oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dengan cepat.
- Thermometer gunakan termometer digital yang lebih prkatis dan mudah digunakan.
- Plester luka siapkan plester dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada baiknya menyediakan juga yang polos atau bergambar karakter favorit anak.
- Tisu antiseptik digunakan untuk membersihkan luka secara cepat, tersedia juga dalam bentuk cair.
- Pinset untuk mengambil luka dengan serpihan/ pecahan seperti kaca, batu atau kayu dan jika ada makhluk kecil.
- Salep anti memar dan benjol gunakan untuk mengurangi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan benjol atau memar.
- Kain kasa pilih yang gulungan dengan lebar 0.5 sampai 2 inci untuk membuat perban
- Adhesive Tape untuk merekatkan perban
- Obat anti serangga sekarang tersedia obat anti serangga khusus anak dalam bentuk gel atau semprot.
- Kompres dingin untuk mengurangi benjolan atau luka bakar.
- Obat tetes hidung sediakan obat tetes hidung untuk membantu melegakan napas ketika hidungnya tersumbat, sediakan yang mengandung larutan garam yang aman untuk bayi dan balita.
- Obat cacing berikan 6 bln sekali sebagai pencegahan.
- Kapas (sediakan yang berbentuk bola dan bentuk biasa) ada baiknya disimpan di wadah tertutup agar tetap steril.
- Alkohol untuk mensterilkan alat – alat (gunting, pinset)
- Lotion tabir surya yang aman untuk bayi.
- Aloe Gel untuk luka bakar.
Tambahkan obat – obatan yang direkomendasikan
oleh dokter anak seperti :
- Epinefrin Injektor
- Asma Inhaler
- Obat alergi khusus jika anak alergi terhadap sengatan lebah, kacang tanah atau kerang atau alergi lainnya yang bisa membahayakan jiwa anak.
Tambahakan juga alat alat seperti gunting,senter
kecil,gelas steril, sendok, gunting kuku dan selimut.
Harus diingat bahwa obat-obatan tersebut diatas
ada kadaluarsanya, jadi selalu cek tanggal kadaluarsanya. Obat yang sudah
terbuka hanya boleh digunakan 3 bulan setelah dibuka.
Langganan:
Postingan (Atom)